HIDUP ADALAH UNTUK BERKARYA "EKSPRESIKAN PERASAANMU KE DALAM INDAHNYA DUNIA PUISI. MAJULAH TERUS WAHAI PARA GENERASI PENERUS BANGSA

Minggu, 08 Juni 2008

Sekilas Tentang Menulis Puisi



Menulis merupakan suatu proses melahirkan tulisan yang berisi gagasan. Menulis merupakan bagian dari empat keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa itu adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Membaca dan menyimak merupakan keterampilan yang bersifat reseptif sedangkan berbicara dan menulis merupakan keterampilan yang produktif. Sebagai keterampilan produktif, menulis mempunyai peran pemindahan informasi secara akurat dari diri seseorang ke dalam tulisan. Menulis juga memberikan nuansa baru bagi pikiran, perasaan dan dunia batin pembaca. Berkaitan dengan itu menulis merupakan salah satu aktivitas yang selalu dilaksanakan oleh semua jenjang pendidikan sebagai bahan pembelajaran.
Lebih lanjut Tarigan (1986:21) menjelaskan bahwa menulis merupakan suatu proses perkembangan yang menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, latihan, keterampilan-keterampilan khusus, dan pengajaran langsung menjadi seorang penulis. Menulis merupakan suatu representasi bagian-bagian dari kesatua-kesatuan ekspresi bahasa.
Menurut William Miller seperti dikutip Jakob Sumarjo (Komaidi, 2007:7), berdasar berbagi pengalaman penulis terkenal proses kreatif seorang penulis mengalami beberapa tahap. Pada dasarnya terdapat lima tahap dalam proses kreatif menulis, yakni : 1) tahap persiapan, merupakan tahap di mana seorang penulis telah menyadari apa yang dia tulis dan bagaimana ia akan menuliskannya, 2) tahap inkubasi, adalah tahap di mana gagasan yang telah muncul tadi disimpan dan dipikirkannya matang-matang, dan ditunggunya waktu yang tepat untuk menuliskannya, 3) tahap inspirasi, merupakan tahap saat kapan bayi gagasan di bawah sadar sudah mendepak-depakkan kakinya ingin keluar, ingin dilahirkan. Jika saat inspirasi ini dibiarkan lewat, biasanya bayi gagasan akan mati sebelum lahir. Gairah menuliskannya lama-lama akan mati dan gagasan tersebut sudah tidak menjadi obsesi lagi, 4) tahap penulisan, yaitu tahap untuk menuliskan segala inspirasi yang muncul ke dalam wujud yang nyata yakni sebuah tulisan, 5) tahap revisi, adalah tahapan perbaikan-perbaikan terhadap apa yang sudah dituliskannya sehingga akan menghasilkan tulisan yang sempurna.
Komaidi (2007:12) mengungkapkan beberapa manfaat yang dapat kita peroleh dari menulis, diantaranya : 1) melatih kepekaan terhadap realitas kehidupan sekitar, 2) mendorong kita agar semakin menambah wawasan dengan memperbanyak referensi buku kita ketika ingin menulis, 3) dapat melatih untuk mdilihat dari sisi psikologis akan mengurangi tingkat ketegangan dan stres kita, 5) menjadi populer dan dikenal oleh publik pembaca. Jadi, aktitivitas menulis adalah aktivitas yang juga mempunyai banyak manfaat baik itu secara intelektual, psikologis, ekonomis, budaya, dan sejenisnya bagi siapapun orang yang ingin melakukannya.mendapat kepuasan batin karena tulisan kita bisa bermanfaat bagi orang lain, 6) jika tulisan kita dimuat oleh media-media massa, maka kita sebagai penulis
Menulis puisi merupakan kegiatan produktif yang lahir dari ekspresi pribadi. Kepandaian menulis puisi bergantung pada pengalaman menulis puisi. Menurut Wiyanto (2005:48), kemampuan menulis puisi sering dianggap sebagai bakat sehingga orang yang merasa tidak mempunyai bakat tidak akan dapat menulis, tetapi bakat tidak berarti tanpa ada pelatihan. Dan begitu pun sebaliknya, tanpa bakat pun bila seseorang rajin belajar dan giat berlatih, ia akan terampil dalam menulis puisi. Jadi, menulis puisi termasuk jenis keterampilan, seperti halnya jenis keterampilan lainnya, pemerolehannya harus melalui belajar dan berlatih, semakin sering belajar dan semakin giat berlatih, tentu semakin cepat terampil.
Ada beberapa langkah-langkah di dalam menulis puisi seperti yang diungkapkan oleh Komaidi (2007:207) diantaranya sebagai berikut :
1.Sebelum menulis puisi, pahami dulu apa itu puisi. Kita dapat mencoba sebanyak mungkin membaca puisi-puisi yang ada di buku, majalah, atau media massa. Setelah banyak membaca puisi tentu sedikit atau banyak kita akan tahu apa itu puisi dan bagaimana membuatnya.
2.Mencari inspirasi dengan berkeliling-keliling ke alam lingkungan sekitar karena hal itu akan memperluas pengalaman estetik kita untuk dituangkan ke dalam puisi.
3.Cobalah membawa catatat atau buku kecil ke mana kita pergi. Hal ini untuk menuliskan setiap ide atau inspirasi berharga yang terlintas di pikiran kita agar tidak cepat hilang dan terlewatkan.
4.Tulis apa yang ada dalam pikiran , perasaan kita, kegelisahan kita ke dalam bentuk kata-kata dalam puisi dengan bebas tanpa beban.
5.Baca dan perbaiki puisi yang sudah dibuat. Setelah selesai menulis puisi, coba endapkan sebentar beberapa jam atau beberapa hari kemudian. Setelah itu itu baca lagi puisi yang sudah dibuat, mungkin kita merasakan sesuatu yang berbeda dan muncul perspekstif baru dalam pikiran.
6.Setelah selesai menulis puisi, coba uji puisi yang dibuat untuk dikirimkan ke media massa atau pun minta kritik, saran dari orang lain sehingga puisi yang telah dibuat menjadi semakin menarikdan mempunyai nilai estetika tinggi.

*Pengertian Puisi
Puisi adalah salah satu genre atau jenis sastra. Seringkali istilah “puisi” disamakan dengan “sajak”. Akan tetapi, sebenarnya tidak sama, puisi itu merupakan jenis sastra yang melingkupi sajak, sedangkan sajak adalah bagian atau individu dari puisi (Komaidi, 2007:200). Secara etimologi istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poeima `membuat` atau poesis `pembuatan`, dan dalam bahasa Inggris disebut poem atau poetry. Tetapi arti yang semula ini lama kelamaan semakin dipersempit ruang lingkupnya menjadi “hasil seni sastra, yang kata-katanya disusun menurut syarat-syarat yang tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan kadang-kadang kata-kata kiasan” (Tarigan, 1986:4). Menurut Dresden, puisi adalah sebuah dunia dalam kata (www.google.com). Isi yang terkandung di dalam puisi merupakan cerminan pengalaman, pengetahuan, dan perasaan penyair yang membentuk sebuah dunia bernama puisi. Puisi adalah cabang seni yang paling sulit untuk dihayati secara langsung sebagai totalitas. Elemen-elemen seni dalam puisi ini ialah kata. Sebuah kata adalah suatu unit totalitas utuh yang kuat berdiri sendiri. Puisi menjadi totalitas-totalitas baru dalam pembentukan-pembentukan baru, dalam kalimat-kalimat yang telah mempunyai suatu urutan yang logis. Menurut Nadjid (2003:14), puisi adalah jenis sastra imajinatif yang mengutamakan unsur fiksionalitas, nilai seni, dan rekayasa bahasa. Puisi ini terdiri atas tiga jenis yaitu : puisi epik, puisi lirik, dan puisi dramatik. Puisi epik adalah puisi yang disampaikan oleh penyair dalam bentuk sebuah cerita. Puisi lirik adalah puisi yang lebih menyuarakan pikiran dan perasaan pribadi penyair. Puisi dramatik adalah puisi yang berisi analisis watak seseorang baik yang bersifat historis, mitos, atau fiktif ciptaan seorang penyair.
Lebih lanjut Ralph Waldo Emerson (dalam Tarigan, 1986:4) menjelaskan bahwa puisi merupakan upaya abadi untuk mengekspresikan jiwa sesuatu, untuk menggerakkan tubuh yang kasar dan mencari kehidupan dan alasan yang menyebabkannya ada. Ada pun juga pendapat dari Samuel Johnson(Tarigan, 1986:5) yang menyatakan bahwa puisi adalah peluapan spontan dari perasaan-perasaan yang penuh daya, dia bercikal bakal dari emosi yang berpadu kembali dalam kedamaian. Puisi diartikan “membuat” dan “pembuatan” karena lewat puisi pada dasarnya seorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri, yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah (Aminuddin, 1987:134).
Menurut Shahnon Ahmad (dalam Komaidi, 2007:201) mengutip definisi para penyair romantik Inggris. Misalnya, Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur dengan unsur lainnya sangat erat hubungannya, dan sebagainya. Waluyo (1991:25) juga menyatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.
Sayuti juga memberikan batasan, yakni bahwa puisi adalah pengucapan bahasa yang memperhitungkan adanya aspek-aspek bunyi di dalamnya, yang mengungkapkan pengalaman imajinatif, emosional dan intelektual penyair yang ditimba dari kehidupan individu dan sosialnya, yang diungkapkan dengan teknik tertentu sehingga puisi itu dapat membangkitkan pengalaman tertentu pula dalam diri pembaca atau pendengarnya (www.google.com).
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, disimpulkan bahwa puisi merupakan ungkapan perasaan seseorang berdasarkan pengalamannya yang dituangkan melalui kata-kata indah, padu, imajinatif, serta berirama dan disusun dengan mengkonsentrasikan struktur fisik dan struktur batin.
Dan juga menurut Dick Hartoko, unsur-unsur puisi yang paling penting terdiri dari dua unsur, yaitu unsur tematik atau unsur semantik puisi dan unsur sintaksis puisi (www.google.com). Unsur tematik atau unsur semantik puisi menuju ke arah struktur batin sedangkan unsur sintaksis mengarah pada struktur fisik puisi. Struktur batin adalah makna yang terkandung dalam puisi yang tidak secara langsung dapat dihayati. Struktur batin terdiri dari dari (1) tema, (2) perasaan, (3) nada dan suasana, (4) amanat atau pesan. Struktur fisik adalah struktur yang bisa kita lihat melalui bahasanya yang tampak. Struktur fisik terdiri dari (1) diksi, (2) pengimajian, (3) bahasa figuratif atau majas, (4) dan rima.